top of page

Review Aquaman – Ternyata Menunggang Kuda Laut Di Dalam Air Tidak Sekonyol Yang Dikira


Setelah Batman v Superman: Dawn of Justice, dan Justice League banyak mendapatkan keritik pedas. Kini DC mencoba peruntungan lewat Aquaman. Ini memang pertaruhan yang besar bagi DC, dan bayang-bayang dua film DC terdahulu membuat Aquaman memiliki beban untuk menunjukkan bahwa DC segera menemukan jalur yang tepat untuk film-film mereka.


Aquaman mencoba untuk fokus pada cerita seputar dunia bawah laut, Atlantis tanpa mencoba menyinggung perihal super hero lain yang pernah muncul di Justice League. Ketika menyadari ini, sulit bagi saya untuk tidak mengingat Black Phanter yang juga melakukan hal serupa. Fokus pada konflik seputar perebutan kekuasaan dan penerimaan tahta kerajaan.


Akan tetapi Aquaman punya Atlantis yang super keren dengan tampilan pemandangan bawah laut yang belum pernah divisualkan. Semacam fantasi dan sci-fi dipertemukan bagai sungai ke lautan. Bersyukurlah sepanjang film kita diberi kekuatan mata seperti Aquaman sehingga keindahan disudut lautan terdalam yang seharusnya gelap pun menjadi terang dan penuh warna.


James Wan yang terkenal lewat list film horrornya mencoba berlaku adil atas Aquaman, penyutradaraannya kali ini berhasil menampilkan sisi dirinya yang lain tanpa membuang beberapa hal menarik yang menggambarkan identitas dirinya. Cukup menarik ketika diawal-awal kita diperlihatkan detil kecil seperti novel horror populer yang menyiratkan semacam referensi bahwa penonton memang sedang menonton film James Wan. Tentu yang sangat mencolok adalah beberapa adegan mengejutkan bernuansa horror, dan itu sangat berhasil memberikan pengalaman baru yang jarang muncul di film super hero pada umumnya.


Jason Momoa masih tampil sangar sebagaimana ia terlihat dalam Justice League. Dan pesonanya berhasil membentuk karakteristik Arthur alias Aquaman yang berutal. Tapi ini bukan berarti Arthur tak punya sisi lain yang bisa menarik rasa simpati kita lewat emosi yang dimilikinya. Mungkin inlah fungsi dari Temuera Morrison yang berperan sebagai ayah Arthur, Tom Curry; menjaga agar karakter Arthur punya sisi kemanusiaan itu sendiri.


Namun saya cukup menyayangkan ketika beberapa bagian, ada yang terasa hilang dan dipersingkat menjadi cepat. Itu merujuk pada bagian ketika Arthur mulai tumbuh dewasa. Kita tidak diperlihatkan secara mendalam kisah tentang krisis kehidupan Arthur di masa remaja ketika ia mengetahui beberapa fakta mengejutkan soal hidupnya. Fase permasalahan ini malah terlihat ketika Arthur mulai berjumpa dengan King Orm (Patrick Wilson). James Wan memang beberapa kali berusaha membangkitkan emos itu lewat dialog-dialog dan menyusunya dengan cara-cara singkat, tapi itu tidak begitu berhasil untuk membuat penonton sangat bersimpati kepada Arthur.


Penampilan lain yang juga mencuri perhatian ialah saat Amber Heard sebagai Mera muncul kepermukaan dengan rambut merah dan pakaian basah di malam yang dingin. Ini juga berlaku pada Nicole Kidman yang berperan sebagai ibu Arthur, Atlanna.

Lalu bisakah Aquaman benar-benar fokus pada kisah di bawah laut, sedangkan musuh lain dari daratan muncul dengan kostum hitam bermata merah? Kehadiran Black Manta (diperankan oleh Yahya Abdul-Mateen II) memang cukup meresahkan pada mulanya. Konflik dendam kesumat itu terus menghantui saya apakah karakter ini benar-benar punya bagian yang tepat nantinya. Dan James Wan sepertinya sadar akan hal itu, oleh sebab itu ia meletakkan bagian ini dengan bagus tanpa mengganggu cerita utamanya.


Menyelipkan certia lain dalam sekala lebih kecil untuk beberapa adegan di daratan adalah ide yang lebih baik. Dan pembuka cerita Black Manta untuk menjadi jahat saya rasa jauh lebih menarik simpati dengan mempertanyaan sifat empati Arthur yang mungkin kelak akan dijadikan sesal baginya.


Kembali lagi ke bawah laut dengan kawanan kuda laut yang mungkin akan terlihat konyol jika di tunggangi oleh Dolph Lundgren. Saya sempat berpikir demikian ketika ingin menonton film ini. Tapi Dolph Lundgren terlalu baik memerankan King Nereus, sehingga pesona kegagahannya tidak luntur meski ia menunggangi kuda laut di dalam air yang di atas kertas terasa sangat konyol. Lundgren berhasil keluar dari steteotipe pemain film laga yang kasar, walau kita harus paham bahwa ia hanyalah pemeran pendukung yang tidak punya banyak ruang untuk melakukan eksplorasi terhadap perkembangan karakternya di film ini. Bahkan Willem Defoe sebagai Vulko pun berhasil membuat hal-hal konyol bisa saya terima dengan perasaan baik-baik saja.


Secara visual, Aquaman berhasil menampilkan banyak kemajuan untuk DC, sedangkan dari segi cerita masih banyak hal-hal kecil yang terasa berlubang, namun itu semua tidak menjadi masalah besar ketika pertarungan megah yang ditampilkan mencuri banyak minat penonton. Bahkan pertanyaan tentang kostum pasukan bawah laut yang mirip seperti Stormtrooper lengkap dengan tabung berisi air pengganti oksigen pun bisa diterima begitu saja. Yeah lupakang kejanggalan tentang mengapa King Orm yang awalnya susah bernafas di daratan bisa bertahan dan bertarung secara brutal dengan Aquaman di daratan (Eh, itu masih di lautan, ya itu memang lautan saya kira!).


Kesimpulan


Aquaman kini menjadi tolak ukur yang bagus untuk stadar film DC selanjutnya. Dunia Atlantis beserta berbagai jenis makhluk, ras di dalamnya tampil sangat detil dan luar biasa. Visual indah, perang megah, menjadi suguhan yang memanjakan penonton. Bahkan untuk hal-hal konyol di atas kertas pun bisa disulap menjadi sangat angun dan bisa diterima penonton tanpa harus mentertawakannya.


Dari segi cerita, Aquaman masih bisa dibilang sangat standar. Tapi kehadiran Black Manta sebagai even tambahan berhasil membuka ruang untuk kemungkinan selanjutnya. Bagusnya Black Manta tidak terlalu menggerus kisah utama film ini tentang perebutan kekuasaan di bawah laut.


Buang pikiran waras kalian saat menonton film super hero. Dan jangan pernah berpikir bahwa kapal bawah laut yang mirip pesawat itu seharusnya tidak begitu penting ada jika para penduduk bawah laut bisa berenang dengan meluncur cepat bagaikan rudal. Kalian tahu, bahwa kapal bawah laut yang mirip pesawat itu penting ada, agar terlihat keren, begitu juga dengan kuda laut, buaya dan hiu!

Comments


INSTAGRAM

@alpiannoor

© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

bottom of page